Rabu, 12 Oktober 2011

Konser Maher Zain : Konser Penutup Sang Ikon Musik “Blu Ray”


TANGGAL 9 Oktober kemarin adalah momen yang sangat luar biasa bagi saya. Adalah karena digelarnya sebuah konser penutup dari rangkaian tur 3 kota yang dilakukan Maher Zain. Istora Senayan, adalah tempat yang dipilih sebagai penyudah dari konser Maher zain yang pertama kali di Indonesia ini .
Minggu ini mungkin saya dedikasikan untuk membahas maher zain. Ya, sekaligus sebagai ungkapan rasa terimakasih saya kepada Maher Zain dan teman-teman saya di MZIFC. Jadi mohon maaf bagi rekan-rekan yang kurang suka atau biasa saja dengan Maher Zain. Kali ini saya akan berlaku sedikit berlebihan. Namun setelah ini minggu ini kalian saya akan sangat jarang memosting tentang maher zain sebab saya memiliki ala an pribadi yang enggan saya jabarkan.
Hahaaha !

***

Usaha saya untuk bisa nonton konser maher zain tidak bisa dikatakan mudah setidaknya bagi saya. Awalnya semua telah direncanakan dengan baik. Sejak pertama kali pihak MZIFC mengabarkan tentang konser Maher Zain saya sudah mengatur rencana agar saya bisa menonton konser yang saya nanti-nantikan itu. Waktu 2 bulan dirasa cukup bagi saya untuk mempersiapkan semuanya. Saya sudah mematangkan rencana terlebih dalam hal biaya. Maklum saya baru lulus sekolah kerja pun masih ditempat yang sangat seadanya. Gaji kecil yang saya terima, saya atur sedemikian rupa agar cukup untuk bekal saya kesana.


Tapi tuhan seperti menguji saya. Beberapa minggu sebelum konser dilaksanakan. Uang yang saya sudah kumpulkan ternyata harus terpakai untuk membeli obat. Buka lagi puluhan yang tersita, tapi ratusan ribu yang harus minggat dari dompet saya. Panik tentu saja, dalam waktu beberapa minggu saya harus memulai dari awal. Saya tidak akan menceritakan lebih detail disni. Mungkin dipostingan selanjutnya. Kali ini saya akan lebih menceritakan kejadian-kejadian pada tanggal 9 oktober lalu.

***

Ini adalah kali pertama saya menonton konser, sebelumnya saya yang memang tidak suka keramaian saya sangat menghindari tempat-tempat seperti itu. Jangankan untuk konser Maher Zain yang bisa dikatakan tidak murah, untuk nonton yang gratisan saja macam konser yang biasa diadakan dilapangan pemerintah Daerah saja saya amat enggan. Pertama ya karna memang tidak ada artis atau band-band indonesia yang benar-benar saya sukai. Kedua kembali suasana riuh itu justru bikin saya tidak nyaman.

Tapi kali ini berbeda. Entah kenapa ada keinginan yang begitu kuat dari diri saya untuk menyaksikan penyanyi asal swedia keturunan Lebanon itu secara langsung.

Saya diantar oleh seorang teman namanya Rian Prihantana. Dia adalah teman dunia maya, ini adalah kali pertama saya bertemu dengan dia. Selama ini kami hanya berkomunikasi via fb dan sms. Kami janjian di stasiun Bogor. Agak canggung dan gugup bagi saya bertemu dengan dia. Meski kami bisa dikatakan sudah akrab didunia maya, tapi kami belum pernah bertemu sebelumnya didunia nyata.

Saya tidak akan bercerita lebih detail, karena saya ingin menceritakan tentang teman saya Rian lebih lengkapnya nanti. Saya ingin membuat artikel khusus tentang dia. jadi ditunggu saja yah !

***

Saya berangkat dari rumah menuju Istora lepas Dzuhur, karena saya janjian dengan Rian di stasiun Bogor maka kereta yang saya harus saya tumpangi adalah kereta Ekonomi Bogor jam satu kurang lima belas. Saya sudah hapal dengan jadwal kereta yang satu ini. Sebab saya sudah sering pergi ke Bogor naik kereta jam segini.

Tepat setelah saya membeli karcis kereta menuju Bogor datang. Saya pun lekas naik, namun ada kejadian yang kurang menyenangkan terjadi. Ada seorang pengamen, anak kecil perempuan yang “memaksa” saya untuk memberi recehan. Kontan saja, mendapat perlakuan seperti itu saya justru kesal dan enggan memberi uang. Meski dari tadi ia terus bilang “ om, om, minta om” sambil terus terusan mengasong-asongkan plastik ngamennya. Dia pun sempat menarik sweater saya. Saya makin kaga respek dan mengacuhkannya. Melihat saya acuh terus akhirnya itu pengamen pergi juga. Haha, jahatkah saya ? saya rasa tidak. Saya berusaha tegas. Jika ia ingin mendapat uang. Haruslah dengan kesopanan bukan dengan memaksa seperti itu.

Akhirnya saya bertemu Rian di Bogor, kami pun beranjak ke Istora dengan menaiki kereta. Sampai di Stasiun Kota saya langsung menuju halte busway. Perjalanan ini menyenangkan. Rian orang yang sangat peduli dan berjiwa sosial. Nanti saya akan ceritakan lebih detail.

Selagi dibusway, kami terhibur dengan sebuah parade yang dilakukan etnis Tionghoa. Jumlah mereka ratusan atau bahkan mungkin ribuan. Mereka mengarak sebuah boneka ( atau patung) sambil terus menabuh gendang. Di bagian rombongan depan pun, diarak juga 2 buah ondel-ondel  khas betawi. Mereka berasal dari berbagai daerah yangberbeda. Ya, semacam perwakilan daerah masing-masing. Melihat naga dan patung yang diarak serta ondel-ondel yang menari lincah menciptakan suasana yang menurut saya sangat menyenangkan. Melihat dua kebudayaan berbaur menjadi satu. Meski ya pada ahkirnya aktivitas ini menyebabkan kemacetan yang lumayan parah. Tapi bukannya Jakarta memang selalu mecet begini yah.

Ketika sampai di daerah harmoni, mas mail ( mohamad Ismail ) orang yang dengan baik hati mau membantu saya mendapatkan tiket menelepon. Tidak terlalu jelas suaranya, pertama karena saya sedang naik busway, yang kedua sepertinya mas mail tengah kerepotan dan diserbu kebisingan. Alhasil suaranya agak keras dan terkesan marah, agak takut dan ga enak juga saya mendengarnya. Ia menanyakan lokasi saya berada, dia juga memberitahu kalo daerah istora sudah disterilkan untuk itu saya harus secepatnya sampai sana untuk mengambil tiket. Akhirnya karena lokasi saya yang masih sangat jauh dari Istora, mas mail pun menyuruh saya menemui kang Indra ( Indra Rukmana ).

Sampai dihalte GBK  saya setengah berlari, meski dalam kondisi seperti itu saya dan rian masih sempat bercanda, terlebih saat segerombolan bule berpapasan dengan kami. Sontak rian langsung menyuruh kami beraksi. Hahaha.. rian adalah pribadi yang humoris dan spontan.

Kami memasuki kawasan Istora, sempat bertanya kesana kemari, akhirnya seorang satpam menunjukan kami jalan. Kami pun masuk ke dalam lingkungan istora, saya sempat heran. Tidak banyak orang yang ada disana, hanya panitia yang memakai ID dan security berbadan tegap yang terlihat hilir mudik. Saya sempat sms-an dengan kang indra dan mas mail selagi kami meneduh di sebuah pohon. Kang indra pun membalas sms saya dan menunjukan tempat ia berada. Kami memutuskan bertanya pada security prihal lokasi yang dimaksud kang indra. Ternyata benar saja kecurigaan saya. Kami diusir oleh security itu karena kawasan ini harus sudah steril dari pihak selain yang berkepentingan. Pantas saja dari tadi mau konser kok sepi-sepi aja. Kami pun keluar dan memutar arah. Rian ribut menyuruh saya lari dia mengatakan untuk tidak memerdulikannya, dia selalu menyemangati saya untuk terus berusaha.

Saya pun menemukan tempat yang dimaksud, rian masih berlari dibelakang saya.  Saya akhirnya bertemu dengan kang indra di stan MZIfc. Disitu sudah berkerumun banyak orang dengan sebagian besar menggunakan kaos MZIfc. Saat rian sampai dia tetap memastikan saya sudah bertemu dengan orang yang dimaksud. Dan pada saat itu rian meminta ijin untuk pulang. Jujur saya sangat tidak ingin dia meninggalkan saya. Ya, karena saya takut tidak ada teman, tapi dia malah bilang “ ya udah cari aja, ajak ngobrol “ saya cuma bisa tersenyum mengamini saran dia. Kami pun berpisah. Sebelum pergi rian masih sempat berkata sambil mengangkat tangan kanannya “ semangat, semangat, semangat ! “

Bagi saya yang rada susah bergaul, dorongan macam itu sangatlah berarti, ketika teman-teman dunia nyata saya seperti tidak terlalu perduli dengan impian saya. Rian yang notabene hanya teman dunia maya justru hadir dan memberi dukungan yang sangat berarti bagi saya.

Sepeninggal rian saya pun kembali ke stan tadi dan bergabung denagn rekan-rekan yang lain. Banyak teman dunia maya yang biasanya hanya saya temui via facebook tapi kini berwujud nyata didepan saya. Sebagian tidak saya kenal. Karena kebanyakn anggota MZIfc  di facebook itu menggunakan PP foto Maher Zain bukan foto asli mereka. Alhasil saya kebingungan juga saat ingin menegur. Meski begitu ada beberapa yang saya kenali sebab mereka pernah menggunakan foto asli mereka. Salah satunya pemuda asal Balikpapan yang jauh-jauh datang dari kotanya hanya untuk menonton konser Maher Zain yaitu adan Pratama.

Saya hanya mampu berkenalan dan ngobrol semampu saya. Saya yang memang tipikal orang yang sedikit susah ( lebih tepatnya memang susah ) bersosialisasi dan beradaptasi dilingkungan baru terlebih dengan jumlah yang lumayan banyak. Akhirnya saya hanya bisa bengong tanpa tahu mau melakukan apa. Saya sendiri tidak tahu kenapa. Mungkin banyak dari Rekan-rekan MZIfc yang memandang saya dengan tatapan aneh, hal itu sudah biasa saya terima sejak dulu.  Entahlah, saya terlalu tidak percaya diri dan sungkan untuk memulia pembicaraan.

Dari penjelasan diatas mungkin kalian yang belum kenal saya akan menganggap saya membosankan dan sombong. Padahal saya hanya butuh waktu lebih lama dari manusia normal untuk nyaman dan berbaur dengan lingkungn baru saya.  Banyak yang bilang kalau saya tipe makhluk introvert, ya saya hanya bisa mengangguk saja jika memang ciri-cirinya sama dengan sifat yang saya miliki saat ini.

Oh, ya. Saya pun sempat dikasih oleh adan sebuah buku kecil berisi lirik lagu-lagu Maher Zain. Awalnya saya berniat membeli tapi ternyata malah dibelikan, saya pun selain menerima tiket dari mas mail saya juga dijanjikan poster dan VCD Album Maher Zain.

Konser Maher Zain

suasana didalam gedung konser
Meski di tiket masuknya tertera tulisan 19.00 tapi konser dimulai satu jam kemudian, sekitar jam 20.00 WIB. Karena keterlambatan ini sempat terjadi kekisruhan dipintu masuk Festival I dan II. Ketidaksiapan panitia membuat  suasana sempat ricuh terlebih saat beberapa penonton hendak menerobos masuk karena sudah tidak sabar. Hal ini sangat wajar. Karena kelas Festifal I dan II harus menunggu berjam-jam. Entah apa yang sebenarnya yang menyebabkan keterlambatan ini. Saya sendiri hanya bisa bengong tanpa berniat melakukan apapun. Kepala saya sudah pusing, kaki saya pun pegel karena berdiri dari naik kereta sampai naik busway, ditambah belum ada satupun makanan dan minuman yang masuk ke perut saya dari tadi siang. Mau beli makanan pun sudah sanagt nanggung. Saya sudah terjebak di bagian tengah rombongan penonton.
Akhirnya sekitar jam delapanan pintu masuk itu dibuka. Semua penonton berebut masuk tanpa ada ketertiban. Cukup disayangkan, dengan harga tiket yang bisa dikatakan cukup mahal. Panitia memberi pelayanan yang saya nilai buruk. Ketidak siapan panitia ditambah kurangnya budaya antri menyebabkan insiden dorong-dorongan sempat terjadi. Saya sangat kasihan sama yang bawa anak kecil. Karena mereka pasti tergencet sana-sini. Belum lagi dikabarkan ada yang tengah hamil. Kan sangat berabe kalau sampai di lahiran disitu.

Suasana saat menunggu pintu masuk dibuka.
Saya akhirnya bisa masuk. saya segera mencari tempat yang paling dekat dengan panggung. Meski saya hanya berada di kelas Festival 2 tapi saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk bisa  melihat Maher Zain dari dekat.

Konser di buka dengan penampilan seorang MC yang dengan sangat disayangkan saya tidak tahu namanya. Yang pasti dia artis, mukanya familiar tapi saya lupa namanya. Di berpenampilan layaknya maher zain, topi Gatsby, shal, dan jaket. Kamipun sempat mengira kalau dia benar Maher Zain. Karena suasana saat itu dibuat gelap. Namun saat lampu dinyalahkan. Tahulah kami yang diatas panggung hanya seorang MC bukan Maher Zain yang sebenarnya.

Dia memulai opening dengan menjelaskan secara singkat profil Maher Zain yang barangkali sudah sangat dihapal oleh para fansnya terutama dari MZIfc. Selesai itu tampilah Fadly Padi membuka konser dengan penampilannya yang  memukau.

Peristiwa Subuh” menjadi lagu pembuka yang dibawakan dengan indah oleh Fadly padi. Jujur, saya merinding mendengar suaranya terlebih saat iya mengucapkan kata “ Asholatu khoiru mina naum ( Sholat itu lebih baik dari tidur ) di awal lagu. Sebuah kalimat satir yang biasa dilafalkan hanya pada adzan Subuh.
Sebagian besar penonton yang tahu lagu itu ikut bernyanyi, sebuah lagu indah dari Kelompok Nasyid Malaysia, Raihan yang sempat di daur oleh Padly yang berduet dengan Natasha.

Selepas lagu itu selesai, Padly sempat berbicara. Saya tertegun melihat Fadly yang terlihat lebih gemuk sekarang. Ia tampak lebih tampan dengan Kopyah atau Peci Hitam khas Ustadz di perkampungan.

bang Fadly kereen !
Lagu kedua yang dibawakannya adalah sebuah lagu perjuangan yang dibuat dan dinyanyikan Michael Heart berjudul “ We Will not Go Down”. Lagu yang sempat boming saat penyerangan tentara Israel ke Jalur Gaza beberapa tahun lalu. Sambil mengibar-ngibarkan bendera palestina berukuran kecil yang diberikan salah satu penonton dari Festival I. Fadly tampak sepenuh hati menyanyikannya. Ia sesekali terpejam dan menengadah ke atas. Jujur adegan itu tanpa sadar membuat saya ingin menangis. Sebuah penampilan yang sangat bagus. Saya seperti didamparkan pada pengalaman menyakitkan yang dialami rakyat Palestina yang harus direbut tanah dan rumahnya oleh Israel laknat.

Kami pun bernyanyi bersama-sama. Lepas padly turun dari panggung, kembali masuklah sang MC, kali ini ia membawa prolog untuk penampil berikutnya yaitu Irfan Makki, penyanyi keturunan Pakistan asal Kanada ini memiliki suara yang khas. Banyak yang menyamakan suaranya dengan Michael Jackson. Untuk hal ini saya setujuh. Meski sebenarnya saya lebih suka Irfan makki dengan dirinya sendiri. Tidak perlu disamakan apalagi meniru penyanyi lain.

bhai Irfan Makki saat tampil
Irfan Makki masuk dengan topi khasnya. Saya suka denagn penampilan beliau,banyak lagunya yang saya suka.

Lagu pertama yang ia bawakan berjudul Mamma, sebuah lagu yang sangat saya suka. Liriknya yang sederhana namun dalam, disampaikan dengan merdu dan komposisi musik yang menurut saya pas. Coba kalian dengarkan. Ada lirik yang membuat saya terenyuh yaitu “ whenever I feel pain, one touch from you and the pain is gone”.

Berturut-turut kemudian bhai Irfan ( sebutan dari para Fansnya di Irfan Makki Indonesian Fans Club ) menyanyiakn lagu Witing For The Call, I’m So Sorry dan mabrook. Dari semua lagu itu hampir semua saya hapal. Hanya lagu I’m So Sorry yang kurang familiar di telinga saya. Lagu favorit saya tentu saja Mabrook. Sebuah lagu yan energik  dan dibawakan dengan keriangan tersendiri. Sebelum mengakhiri penampilanya dengan lagu mabrook, irfan makki juga sempat menyanyikan lagu dari Almarhum Michael Jackson yang berjudul “ You’re Not Alone” dari situ semakin jelaslah kemiripan karakter vokal antar keduanya.

Maher Zain

Saat masbro masuk !
ye ye ye !
Dan saat-saat yang dinantikanpun akhirnya tiba. Setelah irfan makki menyudahi penampilannya. Sang idola pun muncul di sambut teriakan histeris dari berbagai sudut yang memenuhi istora. Maher Zain tampil sambil menyanyikan bait pembuka dari lagu pertama yang akan dibawakannya yaitu Always Be There, kalimat Allahu Akbar  yang menjadi bait pembuka lagu tersebut kontan diikuti oleh semua penonton. Sebelum memulai penampilannya, Maher Zain sempat menyapa semua penonton yang memenuhi istora senayan. Ia berkata –kata yang selalu disambut teriakan dan tepuk tangan. Saya pun tidak tinggal diam. Saya berusaha maju lebih depan agar lebih terlihat.

Dan saya begitu kagum sekaligus bahagia. Orang yang selama ini hanya saya bisa saksikan lewat layar kaca televisi atau komputer atau selembar foto kini dapat saya lihat dibalik kacamata saya sendiri. Saya pun sempat melepas kacamata saya demi melihat dia tanpa ada halangan apapun. Namun sayang yang ada hanya buram. Ya sudah kembali saya nikmati wujud penyanyi itu dari balik kacamata.

Dan Maher Zain pun mulai menyanyikan lagu Always Be There, sebuah lagu yang bermakna bahwa Tuhan selalu ada untuk kita. Ini adalah salah satu lagu yang paling saya suka. Bahkan lagu ini saya jadikan Nada Panggilan HP saya.

Maher Zain tampil dengan pakaian dan dandanan khasnya. Ia tampak rapi dan tampan. Beberapa perempuan yang ada disekeliling saya bahkan teriak-teriak sambil memuji ketampanan rupa Maher Zain. Bahkan perempuan didepan saya tanpa sungkan terus-terusan memuji tampannya Maher Zain didepan pasangannya sendiri.

Setelah itu Maher Zain berurutan menyanyikan 11 lagu lain miliknya yaitu;The Chosen One, Hold My Hand, Ya Nabi Salam Alayka, Thank You Allah, Allahi Allah Hiya Karo yang berduet denagn Irfan Makki ( lagu ini amat easy listening, musiknya yang berbau Hindi membuat kita sontak bergoyang ) I Believe ( lagu yang juga dibawakan duet bersama Irfan Makki ), Open Your Eyes, Freedom, Insha Allah ( Feat Fadly ) Sepanjang Hidup ( lagu ini merupakan lagu For The Rest Of My Life yang dibuat versi bahasa Indonesia, lagu romantis yang suatu saat ingin saya nyanyikan untuk pasanagan saya #eaa ) dan lagu penutup yaitu lagu Barakallahu alakuma ( sebuah lagu berisi doa untuk pasangan yang baru menikah, biasanay dibawakan penghulu, selesai ijab kabul ). Sayang lagu favorit saya seperti Palestine Will Be Free dan Awaken tidak turut dinyanyikan.

Banyak kejutan dan atraksi menarik yang dilakukan Maher Zain sepanjang konser sehingga tidak membuat jenuh para penontonnya. Selain itu ditengah-tengah konser semapt masuk seorang anak kecil yang memberikan bunga kepada Maher Zain, Maher Zain pun yang dikenal saya ramah dan menyayangi anak kecil mencium anak itu ( tangan atau pipinya yah ? ga ngeliat ) yang tentu saja disambut teriakan iri dari para penggemarnya yang betina.

Konser berjalan semarak dan menarik. Iringan musik modern yang dipadu alat-alat musik khas timur tengah macam gendang dan suling khas arab. membuat para penonton seperti terlenakan. Ditambah tata lampu yang indah membuat kami yang menonton semakin nyaman. Akan tetapi saya kurang suka dengan dekorasi panggungnya. Itu terlampau sederhana untuk penyanyi internasional sekaliber Maher Zain.

Tak terasa konser sudah berjalan hampir dua setengah jam. Seperti yang saya sebutkan . konser ditutup dengan lagu Barakallau Lakuma yang dinyanyikan bersama-sama secara berulang-ulang. Saya sangat puas denagn konser malam itu meski sejujurnya rasa pegel dikaki saya saat ini berubah menjadi sakit.

telaat wooy !
Ketika konser hampir usai muncullah dari atas kertas kotak persegi empat yang turun satu-satu. Jumlahnya tak banyak membuat saya sempat berpikir yang buat kaga niat banget. Selesai konser barulah itu kertas turun semuanya. Heu, telat woy ! tapi ga apa apalah yang penting keinginan saya untuk bisa nonton konser maher zain bisa terlaksana.

Penutup

Semua berjalan baik. Saya pun segera mencari mas Isra Rudin seorang teman dari MZIfc yang bersedia memberi saya tempat menginap mala mini karena sangat tidak mungkin untuk saya pulang ke Bogor jam 11 malam.

rekan-rekan MZIfc
Saat teman-teman MZIfc foto-foto saya lebih memilih memperhatiakn mereka. Tidak ikut gabung. Saya sungkan dan minder, dari semua anggota hanya saya yang tidak menggunakn baju Kaos resmi MZIfc pasalnya saya belum mampu beli. Sangat menyenangkan melihat raut bahagia mereka dibalik wajah letihnya. Mereka tertawa dan terus narsis-narsisan berfoto. Bahkan saat Ustad Solmed dan Uje hadir, saya pun enggan berfoto. Saya hanya mendekat dan melihat dari dekat. Seluruh rekan MZIfc pun berfoto bersama dengan ustad Solmed. Sangat lucu, terlebih kang Indra dan Mas Isra tampak bersemangat sekali.

Konser telah usai, karena saya rencananya menginap dikosan bang Isra, bisa dipastikan saya harus ikut kemana pun dia pergi. Yai iyalah masa saya harus pergi ke ke tempatnya sendiri tanpa ada orangnya.

Sebelumnya pihak MZIfc memberikan sebuah penawaran yang cukup menggiurkan. Untuk 20 orang yang beruntung akan diperkenankan untuk meet n greet bersama Maher Zain dan Irfan makki. Syaratnya harus beli tiket di ticket box MZIfc dan menggunakan kaos resmi MZIfc. Tentu saja penawaran ini sangat saya nanti-natikan. Namun sayamg, seperti yang saya sudah bilang saya belum punya kaosnya jadi saya hanya bisa gigit jari saat nama-nama yang terpilih oleh Pihak MZIfc disebutkan tanpa ada nama saya yang nyangkut disitu.

baaaaangg ! tungguuu !
Tapi saya diperkenankan untuk ikut ke Hotel Sultan oleh mas mail karena kebetulan mas Isra Terpilih. Jadi ya, saya nunggu di lobby aja. Ga mungkin juga saya harus pergi sendiri ke kosannya mas Isra. Selama perjalanan saya hanya bisa tersenyum. Betapa dekat peluang saya untuk bertemu Maher Zain tapi ternyata tetap tidak bisa. Tapi saya meyakini diri bahwa ini hanya persoalan waktu. Mungkin tidak kali ini. Tapi Insha Allah nanti. Berulangkali mas Isra dan kang Indra mengungkapkan ketidak enakannya kepada saya. Saya sendiri meski sedikit kecewa tapi enggan menyalahkan siapapun karena memang tidak ada yang salah.

Saya memasuki Hotel Sultan dengan perasaan gugup. Setelah barang bawaan di periksa security. Terpampanglah pemandanagn indah didepan saya. Di ujung loby. Ditengah keramaian. Disitu terselip tengah meladeni beberapa orang yang minta foto bareng. Pria yang hari ini saya saksikan konsernya. Maher Zain ! arrgghhh ! sulit dipercaya. Dan kini saya mulai mendekat. Tapi entah kenapa saya malah diam dan ga bisa berpikir apa-apa. Cuma melihat dan mengamati dia. Bahkan ketika rekan-rekan MZIfc foto bareng yang letaknya hanya beberapa senti dari saya. Saya tidak berani bergabung. Umm ..

bang Fadly kaga nahan pecinyeee ..
Masbro ..


Saya hanya melihat Maher Zain dari dekat. Disitu juga ada Irfan Makki dan Fadly Padi serta presenter yang saya tidak tahu namanya tadi. Cukup lama saya memperhatikannya. Bahkan ketika masbro duduk disofa yang letaknya agak pojok pandangan saya tetap tidak lepas dari masbro. Hahah..
maklum lah anak kampung kalo liat artis bawaannya emang begitu ..

Jam setengah satu semua berakhir, masbro Maher Zain diantar pengawalnya menaiki lif menuju kamarnya. Meski ia terlihat lelah tapi senyum tidak jau lepas dari wajahnya. Sebelum hilang dibalik lift saya masih sempat melihat dan mendengar Maher Zain berucap “ assalamualaikum” dan “terimakasih
Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.

Saya pun pulang menuju kosannya bang isra seorang pemuda asal aceh yang baru satu bulan tinggal di Jakarta dan kini tengah menempuh pendidikan di universitas Paramadina. Saya bersyukur bisa diberikan kesempatan macam itu, selain juga dikelilingi oleh angota MZIfc yang baik dan ramah meski saya sendiri tidak ikut bergabung bersama meraka. Mungkin bayak dari teman MZIfc yang bahkan tidak menyadari kehadiran saya. Tak apalah, saya memang orang yang seperti ini. Lebih mampu berkata dan berbicara lewat tulisan ketimbang harus mengrluarkannya dalam wujud suara alias berbicara,

Sebelum menyudahi tulisan maha panjang saya ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya, terutama untuk Rian Prihantana,Mas Mohamad Ismail, Kang Indra Rukmana, Mas Isra Ruddin, Adan Pratama  dan semua teman dari MZIfc #berasa menang award.


Terimakasih semua ..




Salam !

Hold My Hand Together We Turn To Allah




6 komentar:

  1. Senangnya bertemu idola. Kalo Britney konser di Indonesia saja saya belum tentu mau menonton. Kecuali kalau dana dan akomodasinya tersedia. Heu. Yang saya ingat saya menemui idola saya Ayu Utami saat dia seminar di Unpak. Saat itu saya menjadi penanya pertama dan berhasil berfoto dengannya dan mendapat tanda tangannya.

    BalasHapus
  2. makasih, terharu

    BalasHapus
  3. sumpah keren banget tulisannya dek...aku jadi merasa kembali ke hari minggu 9 oktober lau...hidup ceritanya. thnks ya...

    BalasHapus
  4. om saman : wah, semoga bisa yah nonton britney ..
    senangnya bisa foto sama idola ..

    rian : umm,, yang lu lakukan buat gue jauh lebih bikin gue terharu

    anonim : makasih yah bang ..

    BalasHapus
  5. Hehehe, indahnya bisa nonton konser idola... :)

    BalasHapus
  6. mantaaap gan
    di tunggu info selanjutnya
    thanks

    BalasHapus

Bagi yang bukan Blogger dapat memberi komentar dengan cara memilih form Name/URL pada link Berikan komentar sebagai :
isi Name dengan Nama lalu isi Url dengan Link Facebookmu.