Kamis, 24 Januari 2013

Surat Untuk Ayah

Ayah, bagaimana kabar ayah disana ? Ayah baik-baik saja kan ? Yah, ini tepat seminggu sejak ayah pergi. Wah, rasanya baru kemarin sore kita ngobrol diteras depan sambil minum teh hangat buatan ibu ya yah.
 
Ayah, hari ini hujan deras. Aku jadi ingat dulu selalu meminta hujan berhenti sejenak agar ayah bisa pulang. Aku kan tau ayah pasti nakal lagi ga bawa payung seperti yg ibu suruh. Aku pasti menunggu ayah diteras depan sambil membawa handuk hijau kesayangan ayah.
 
Tapi, kini tak ada yang aku tunggu, meski begitu yah. Aku masih duduk diteras sambil membawa handuk hijau ayah. Mungkin ayah bertanya untuk apa. Aku juga ga tau yah, aku hanya belum bisa menghentikan kebiasaan itu.
 

HUJAN, SEBATANG ROKOK DAN KACAMATA


Sore itu. Masih tersisa hujan yang tiba sedari Ashar. Mencumbui tanah Bekasi yang meski sudah beberapa minggu ini memasuki musim penghujan namun jua tak terbasahi wajahnya. Jam beranjak dari pukul 18.00 WIB. Cepat kumatikan komputer yang sudah seharian ini tak lepas ku tatap. Pekerjaan hari ini menguras otakku. Harus mengurusi sekian banyak data dan laporan. Merunut history pemakaian spare parts. Pekerjaanku sebagai Pengontrol ketersedian spareparts menuntutku untuk teliti dan selalu mengecek jumlah stok barang-barang yang akan digunakan untuk perbaikan mesin.

Penat sudah terasa sekujur tubuh. Hembusan AC membelai tengkuku. Kuamati dari jendela tempat kerjaku hujan tak jua mengusaikan invasinya. Aku tersenyum. Bekasi jarang hujan. Dan aku yang berasal dari Kota Hujan sudah barang tentu senang tak alang kepalang saat melihat anak-anak langit itu bercanda memenuhi jalan dengan kecipak suaranya.

Kulihat atasanku juga mengusaikan pekerjaanya. Wajahnya letih. Kuakui belakangan ini kondisi kerjaan kami cukup buruk. Mendadak beberapa mesin harus berhenti dikarenakan kerusakan yang cukup parah. Kami berjalan menuju pintu keluar bersama. Seperti biasa kami mulai mebicarakan banyak hal. Sampai suatu pertanyaanku menghentikan langkahnya sesaat kami tiba tepat disebuah Ruang pompa air.


Minggu, 20 Januari 2013

Lelucon Sembrono dalam Sinetron Islami Indonesia



PUNYA keinginan nulis itu seperti orang pengen buang hajat, kalo ga cepet-cepet dikeluarin bakal mengganggu banget ! yeah, itulah yang saya rasain ketika mendapati ide menulis tema ini, sebenernya udah ngantuk bin males, tapi karena belum keluar dalam berbentuk tulisan, akhirnya jadi malah ga bisa tidur. Euh ..

Sudahlah, saya kira sudah cukup mukadimah diatas, mari kembali ke kancut #eh. Maksudnya ke topik pembahasan kita kali ini.