Sabtu, 15 Oktober 2011

( Bukan ) Hanya Terima kasih


TERIMAKASIH adalah sebentuk deretan kata yang memiliki makna apresiasi dan balasan sederhana atas kebaikan yg telah dilakukan orang lain. Ya, ucapan dengan 11 huruf itu begitu besar efeknya bagi orang lain, setidaknya itu menurut saya. Tapi saat ini, ditengah budaya praktis dan individual. Kata "terimakasih" seperti kehilangan tempat. Pernah anda perhatikan berapa orang yang setelah membeli sesuatu dari seorang pedagang lalu mengucapkan terimakasih ? Menurut saya, setidaknya menurut pengamatan saya. Hal itu begitu jarang dilakukan. Entah apa alasannya. Terburu buru kah? Tidak sempat? Atau malah mengganggap bahwa budaya "terimakasih" itu sudah tidak penting lagi. Entahlah saya pun tidak tahu.

Dulu sewaktu saya masih sekolah, saya sering memberikan contekan kepada teman-teman saya. Banyak cara saya untuk memberi contekan, dari mulai cara tersembunyi seperti bisik-bisik dan kode jari sampai dengan teriak tertahan jika pengawasnya memang menghalalkan praktek contek mencontek itu. Bahkan karena kemajuan jaman saya member contekan mereka dengan bantuan sebentuk benda bernama Handphone. Lewat fasilitas sms-nya sya mengirimi mereka jawaban ulangan itu, diluar benar tidaknya jawaban saya. Tapi mereka tampak senang dan percaya begitu saja dengan jawaban yang saya berikan.
lalu apa kaitannya terimakasih dengan praktek contek mencontek?

Ada. yaitu,keinginan saya untuk sedikit diapresiasi tindakan "baik" saya itu lewat ucapan terimakasih. Tapi seperti mengharap memeluk bulan#Rossa kali# deretan 11 huruf itu tak sekalipun mereka ucapan kepada saya atau mereka ketikan dan mengirimnya via sms kepada saya. Hanya satu orang atau dua orang dari sekian banyak teman saya yang saya kasih contekan mengucapkan terima kasih.

Bukannya bermaksud pamrih atau mau dianggap sok dibutuhkan.

Tapi ayolah,
setiap tindakan btuh apresiasi kan?

Bahkan film gaje bin tolol karya sineas mesum dan gila uang saja pasti sedikit menyimpan harap untuk  diapresiasi filmnya?

Loh.. Ndak nyambung nak! .

Baik..

Intinya saya ingin sekali mereka menghargai usaha sya-belajar keras stiap malamnya-untuk menyiapkan otak agar biasa memberikan jawaban kepada mereka, hanya itu saja.

Terlebih saat ini, ketika saya bekerja dibidang jasa. Sangat sedikit dari pelanggan saya yang mengucapkan terima kasih. Kebanyakan saya dulu yang mengucapkannya. Ada respon yang baik dengan mengucapkan “ sama-sama” atau “kembali “ tapi tidak jarang mereka hanya diam lalu pergi.

Bagaimana perasaan saya ?

Awalnya cukup sakit hati. Saya hanya mampu memandang mereka keluar dari pintu dengan tatapan sedih. Ya, saya sadar diri. Saya hanya kuli disini. Pembantu, sedang mereka raja. Karena meraka pembeli. Gaji yang saya dapat adalah dari uang mereka juga. Tapi apakah saya tidak butuh apresiasi atas usaha terbaik yang saya lakukan kepada mereka ?

Namun lama-kelamaan hati ini kebas juga. Sering diperlakukan seperti itu membuat hati saya sedikit lebih tenang. Saya kadang hanya mentertawai tindakan mereka. Berkata “terima kasih dengan suara lebih tegas sambil tak lupa menyematkan senyum. Senyum ikhlas untuk mereka yang menjawab. Dan senyum lucu untuk mereka yang tidak merespon.

Saya pun berusaha ber-positif thinking. Bisa saja mereka terlalu malu atau terlalu sungkan untuk mengucapkan membalasa ucapan terimakasih kepada saya. Terlebih untuk mengucapkannya terlebih dahulu.

Akan tetapi tidak semua orang berprilaku demikian. Alhamdulillah. Banyak juga pengguna jasa saya yang senantiasa mengucapkan terima kasih. Sungguh saya sangat senang mendengarnya. Dan jika mereka kembali untuk meminta bantuan saya. Saya pun seperti terpacu bekerja jauh lebih baik dari sebelumnya.

Mungkin banyak dari kita yang seperti menyepelekan ucapan sederhana itu, tapi semakin lama saya semakin sadar bahwa budaya mengucapkan terima kasih banyak lah manfaatnya, dengan mengucapkan terimakasih kita seperti memberikan sesorang rasa apresiasi dan tanda penghormatan atas hal kecil yang mereka lakukan. Membuat mereka ( termasuk saya ) merasa dihargai keberadaannya. Bahwa kita saling membutuhkan. Bukan hanya jalinan kaku antar yang mengerjakan dan yang memberikan pekerjaan. Alangkah indah bukan jika satu hubungan dibina atas dasar saling menghormati peran masing-masing ?

Untuk itulah, saya mengajak semua yang membaca artikel singkat saya ini untuk sedikit mengubah paradigma kita tentang ucapan terimaksih. Bahwa terimaksih adalah hal sederhana yang sesungguhnya amat penting dalam kehidupan kita. Mulailah berterima kasih kepada tukang dagang yang kau beli dagangannya. Supir kendaraan umum yang kau tumpangi ( asal jangan pas naik pesawat atau kereta, repot kayaknya, pokoknya yang memungkinkan kita bertatap langsung dengan dia ). Orang tua kita, adik atau kakak kita. Teman dan semua orang yang terlibat dalam lingkungan sosial kita.

Yuuk budayakan ucapan “Terima kasih”



Sumber Gambar : Google Gambar

2 komentar:

  1. Waaahh... iya. bener banget.

    dan budaya'' ucapan terima kasih ''itu sekarang udah mulai pudar dengan semakin majunya zaman. -___-
    tidak seperti ketika zaman saya SD dulu, yang ikatan sosial yang sangat kuat dan saling toleransi. hehe

    Btw. Nice post ^_^

    BalasHapus

Bagi yang bukan Blogger dapat memberi komentar dengan cara memilih form Name/URL pada link Berikan komentar sebagai :
isi Name dengan Nama lalu isi Url dengan Link Facebookmu.