Sabtu, 10 September 2011

Menulislah Maka Kau Akan Baikan

mupphin aqu ya say .. cloo aqqhu udah cakitin camu
Sungguh saya sebenarnya sangat kasian dengan dengan kertas putih tak berdosa itu. Ia seperti saya siksa demi melampiaskan kegundahan dan segala keresahan saya. Tapi sekali lagi. Saya tidak perduli.
 ***
MENULIS. Sebagian besar dari kita pasti sudah tidak asing lagi dari aktivitas ini. Di kantor, sekolah, desa, kota, pabrik bahkan mungkin hutan belantara, pasti ada aktivitas menyusun kata ini. Ketika kau menulis surat, itu berarti kau sedang menulis, mencatat pelajaran, itu pun menulis, bahkan ketika kau ingin mengirim SMS pasti kau juga perlu menuliskannya terlebih dahulu sebelum mengirimnya meski untuk yang satu ini kita lumrah menyebutnya dengan istilah mengetik daripada menulis.

Tapi kali ini saya bukan bermaksud membahas urusan tulis menulis dalam lingkup diatas. Tapi lebih dalam. Yang saya maksud menulis disini adalah kegiatan mencipta karya dengan perantara huruf demi huruf baik itu berupa cerpen, puisi, prosa, sampai ke non fiksi misalnya  essai, skiripsi, tesis atau karya ilmiah lainnya.

Beberapa hari belakangan ini saya mengalami kegalauan yang amat mengganggu pikiran saya. Sulit untuk bisa lepas dari memikirkan masalah saya. Akhirnya saya seperti orang stress. Uring-uringan dan mondar-mandir ga jelas. Menyalahkan musik malah menambah keruwetan otak saya.Tidur  atau makan yang selanjutnya  saya biasa lakukan. Tapi itu juga tidak membuat saya tenang sedikitpun.

Dan pada akhirnya saya menyerah. Saya pun hanya  tidur-tiduran meski pikiran saya tetap melayang kemana-mana. Kebetulan saat itu tak jauh dari saya ada sebuah buku tulis dan sebuah pulpen. Entah kenapa seperti sudah di seting sedemikian rupa akhirnya saya mencore-coret buku tulis itu. Menceritakan semua keluh kesah saya dan apa yang saya sedang rasakan. Saya begitu lancar menulis. Sebab tak ada yang menjadi patokan saya. Saya hanya menulis apa yang terlintas saat ujung pulpen itu menyentuh permukaan kertas. Saya tak lagi memperhatikan ejaan, tanda baca, diksi atau apalah sebagainya. Yang saya lakukan hanya menulis. Ya, menulis. Bahkan tulisan saya terlihat sangat buruk, malah terkesan bencana. Bukan lagi seperti cacaing kepanasan tau ceker ayam. Lebih dari itu, mungkin sepeti tulisan monyet yang baru bisa memegang pena. Tapi saya ga peduli. Saya biarkan semua mengalir. Sampai saya klimaks dan kelelahan. Melempar pulpen itu dan tergeletak dengan nafas sedikit terengah-engah.

Sungguh saya sebenarnya sangat kasian dengan dengan kertas putih tak berdosa itu. Ia seperti saya siksa demi melampiaskan kegundahan dan segala keresahan saya. Tapi sekali lagi. Saya tidak perduli.

Setelah itu saya pun bangkit. Kebetulan adzan dhuhur sudah lama berkumandang. Lekas saya beranjak ke kamar mandi lalu kemudian wudhu dan sholat. Selepas sholat saya terasa lebih baikan. Lebih tenang dan rileks.

Itulah kawan sekelumit kejadian remeh namun berkesan bagi saya. Di situ saya menyadari bahwa sangat besar peran dan fungsi menulis bagi saya. Yang entah kenapa ketika masalah dan kegalauan datang justru saya lupa melakukannya. Saya bukan penulis atau bahkan orang yang paham dengan dunia tulis menulis. Saya hanya orang biasa bin remeh yang senang mengguratkan dan menderetkan huruf-huruf menjadi kata yang setelah tersusun menjadi kalimat lalu kemudian menyatu dengan kalimat lainnya untuk kemudian hadir sebagai paragraph. Maka setelah didapatinya sekumpulan paragraph jadilah ia sebuah tulisan.

Yahh.. panjang-panjang sih, intinya saya suka menulis. Sebab bagi saya menulis dapat menenangkan saya. Bisa berbagi keluh kesah dan cerita yang sungkan diceritakan kepada orang lain. Belum lagi saya adalah tipikal makhluk yang rada susah kalo buat cerita. Hahaha mereka menyebutnya “Introvert” terserahlah mau dibilang apa. Memang begitu kenyataannya.

Dari kesukaan menulis itupun berkembang menjadi lebih terarah dengan seiring kematangan usia saya. Saya pun mulai mencoba menulis cerpen, puisi, esaii, artikel atau opini-opini sederhana yang jarang dibaca selain saya. Meski sudah lama menulis tapi sampai saat ini tak ada satupun cerpen saya yang pernah saya kirimkan ke majalah atau Koran. Klasik sih, saya masih malu dan belum yakin dengan diri sendiri. Biarlah waktu yang akan mengiringnya. Untuk saat ini saya hanya menulis untuk kesenangan pribadi bukan tujuan komersil atau sekedar eksistensi belaka. Dan saya harap slalu begitu.

Oh iya, mengikuti perkembangan zaman dan pesatnya teknologi informasi. Wadah untuk memamerkan atau membagi tulisan kita semakin banyak. Untuk saat ini blog dan wordpress mungkin yang paling digandrungi. Tapi ada juga media lain yang menurut saya saat uni lebih praktis meski memiliki beberapa keterbatasan. Yaitu Catatan di Facebook. Coba kalian tengok. Saat ini banyak sekali orang-orang yang menfaatkannya sebagai media menulis. Saat ini semua orang bisa memposting catatannya hanya dengan mengetiknya disana tau copas dari word. Semua orang kini lebih terdorong untuk menulis. Dari ratusan teman saya di facebook ( sombong! ) sebagian besar mereka memiliki catatan dari yang jumlahnya hanya beberapa, belasan, bahkan puluhan dan mungkin ada yang sampai ratusan.

Mereka menulis bermacam jenis tulisan, dari sekedar lirik lagu, puisi, curhat gaje bin manja ( biasanya diposting para ababil ) sampai cerpen yang sangat menghibur bagi saya. Ada juga penulis yang sudah ternama memanfaatkannya untuk menulis cerita bersambung. Huaah . untuk yang satu ini saya sangat suka. Bisa baca buku dari penulis terkenal secara gratis.

Saya sendiri adalah salah satu pengguna yang sedikit aktif dalam menulis catatan. Sejak bergabung dengan facebook sekitar pertengahan 2009 lalu, jumlah catatan saya adalah 90. Ya bias dikatakan sedikit memang. Karena saya cukup moody. Kalo lagi semangat nulis ya saya akan produktif tapi jika udah ga mood. Maka sulit sekali membuat satu tulisan pun.  Dan sialnya kadang kondisi ga mood ini berlangsung sampai berbulan-bulan! Makanya ga heran kalu saya sering uring-uringan dan galau.

Kehadiran catatan di facebok saya rasa cukup membangkitkan geliat para penulis muda untuk unjuk gigi. Bisa kita liat setiap minggunya pasti ada saja lomba menulis yang diadakan penerbit-penerbit kecil yang tentu saja dengan hadiah yang tidak wah. Tapi menurut saya hal ini sangat positif. Sebab bukan masalah hadiahnya yang kita perlu perhatikan. Tapi lebih dari itu. Hal yang sangat mahal yang bisa kita dapatkan. Yuph ! pengalaman dan pelajaran. Dua hal yang bisa kita dapat dan lebih mengena jika kita mengalami atau melakukan sendiri. Untuk itu saya dukung hal ini seratus persen ! cayyoo gan !

Oh iya, taukah kalian jika hobi  atau kesukaan menulis dapat menular ? saya sangat percaya itu. Coba perhatikan jika kalian adalah penulis atau orang yang suka menulis. Maka biasanya teman atau orang terdekat kalian juga akan senang menulis. Saya bisa berkata demikian karena itu terjadi pada diri saya. Bukan bermaksud apa-apap. Tapi saya perhatikan lama-lama banyak teman dekat saya yang biasa jadi korban untuk membaca tulisan saya, saat ini secara perlahan jadi ikut menulis. Mungkin merek ga sadar. Tapi tulah kawan jika kau positif maka orang di sekitar mu akan positif begitupun sebaliknya. Tergantung siapa yang lebih dominan. Dan dapat mempengaruhi.

Segitu dulu ahh artikel gaje saya. Intinya mah. Seperti judul artikel ini “Menulislah Maka Kau Akan Baikan” menulis dapat membantu kalian. Ingat ketika menulis masalah kalian jangan sekali-sekali memperdulikan tata bahasa dan apapaun sebagainya. Tulis dulu aja.  Apapun! Bebaskan dulu. Namun jika menulis disini memiliki arah seperti cerpen puisi atau essai. Ya kalian sebaiknya mempelajari itu terlebih dahulu. Biar ga asal !

Okkee !

Selamat mencoba !


Sumber Foto : Google Gambar  ( http://chyahaha.files.wordpress.com )

                                                 

4 komentar:

  1. kertas putih sebenarnya senang diperkosa. lebih baik diperkosa secara brutal ketimbang didiamkan. perkosalah dia dengan tulisan. bahkan kalau gagal, robek dan buanglah itu ke tempat sampah. tapi akan selalu ada kertas-kertas yang kita simpan. yang berisi tulisan.

    BalasHapus
  2. yaah gue banget ini mah.. tapi kadang apa-apa yang kita tulis dan membuat baikan sering disalah artikan oleh orang lain.. gue jd bingung deh.. :(

    tapi bakal tetep nulis karena seperti yang lo bilang
    "menulislah maka kamu akan merasa baikan" :)nice post sob.. :)

    BalasHapus
  3. Rada familiar sama "Judulnya".
    Memang, teman yang baik membawa pengaruh yang baik pula. Beruntunglah kau dipertemukan dengan mereka.

    BalasHapus
  4. samandayu :iya om, mari perkosa ia beramai ramai ! haha

    Saiaenno : iyah,, setujuh !

    Yudistira Akbar : judulnya terinspirasidari artikel om saman " menangislah, maka kau akan baikan" hehehe ..

    BalasHapus

Bagi yang bukan Blogger dapat memberi komentar dengan cara memilih form Name/URL pada link Berikan komentar sebagai :
isi Name dengan Nama lalu isi Url dengan Link Facebookmu.