Kejaiban-keajaban cinta yang di
hadirkan novel ini mengantarkan kita pada satu keniscayaan bahwa tak ada yang
mustahil di kolong langit ini. Bahwa doa-doa suci dan harapan-harapan tulus
akan berwujud dengan caranya masing-masing.
Hallo pembaca blog keramat saya.
Sudah lama rasanya tidak mengisi blog ini dengan tulisan apapun. Maafkanlah
kelaknatan ini. Akhirnya setelah bersemedi di sebuah kotak di sisi sebuah rumah
di pedalaman Bogor yang basah, setelah nyaris semingguan senja tak lagi nampak
karena tertimbun gemulung awan pembawa bintik air dari langit, akhirnya saya
bisa menyelesaikan resensi cinta ini.
Saya, sih tidak yakin ini akan
seperti resensi-resensi yang bisa kau dapati dengan menulis “Resensi Novel
Maneken” di mesin pencari di gadget kalian masing-masing. Karena mungkin
tulisan ini lebih ke cerita pribadi dan curhat manja saya. Hihi :D
Oh ya, sebelum kita bahas novel
yang judulnya cukup bikin penasaran itu “ Maneken” ( kadang saya suka belibet bacanya jadi “Menekan” Menekan apa ? apa aja
yang pasti yang bikin enak. Haha :d). Saya mau ceita awal pertama saya
berjumpa ( tepatnya berkomunikasi via
jejaring sosial karena saya tidak pernah sekalipun bertatap muka langsung dengannya
) dengan penulis novel ini : SJ. Munkian.
14 April 2011 adalah awal kami
berkenalan ( ce ilah ). Awalnya dia
yang mengirimi pesan pertemanan. Waktu itu dari cara nulis dan gaya bahasanya,
kami sama-sama masih dalam masa alay. Dan hubungan kami berlanjut setelah kami
saling bertukar nomor telepon. Rasanya menyenangkan saat itu. Saya yang masih
baru sama yang namanya jejaring sosial mendapat teman baru dari wilayah yang cukup
jauh. Terlebih, kesukaan atau passion kami
sama yaitu sastra.
Pertemanan kami kian intens setelah kami cukup sering sms-an
dan berbagi karya tulisan kami masing-masing untuk saling dikomentari. Rasanya
seperti punya mentor sekaligus teman dekat yang mampu meningkatkan kualitas
tulisan saya waktu itu.
Namun sama seperti apapun didunia
ini. Semua akan berakhir, termasuk perteman dekat kami. Kami masih berteman
meski kami sangat jarang berkomunikasi. Tepatnya setelah dia sibuk dengan
kuliahnya dan saya sibuk dengan pekerjaan saya. Setelah saya pindah kerja ke
Bekasi, praktis hubungan kami merenggang bila tak mau disebut sama sekali putus.
Meski begitu kami masih kerap
bertukar catatan di Facebook. Dia kerap menandai saya dalam tulisanya. Dan saya
? saya jarang menandai dia tulisan saya karena memang saya jarang menulis di
Bekasi. Pernah saya mengiriminya pesan singkat namun tak kunjung dibalas
sayapun enggan menanyakannya via Facebook karena saya mengira di mungkin
benar-benar sibuk saat itu.
Sampai akhirnya, saya benar-benar
sudah lepas dari kegiatan menulis. Sering saya dapati di beranda Facebo k saya
aktivitas dia dengan dunia tulis-menulisnya. Dia banyak berkembang tepatnya
setelah dia bergabung dengan FLP Sumedang. Saya merasa senang sekaligus miris
dengan diri saya sendiri yang pada akhirnya jauh tertinggal. Itu semua kesalahan
karena pilihan saya. Oh ya, dia bahkan ikut semacam writer camp. Melihatnya bersama teman-teman kepenulisan yang “serius”
rasanya saya jadi minder dan enggan menyapanya.
Dan smua kejutan darinya memuncak
setelah tanpa sengaja saya melihat dia memosting sebuah foto. Semacam surat
perjanjian penerbitan novel dengan sebuah penerbit besar. Rasanya sangat
menyenangkan. Melihat teman yang dulu saling berbagi mimpi menerbitkan novel,
akhirnya kesampaian juga. Dengan penerbit besar pula. Saking senangnya saya
sampai bercerita soal dia kepada nyaris semua teman kerja saya yang saya temui.
Meski mereka tidak kenal SJ. Munkian tapi mereka tetap berdecak kagum.
Oke segitu dulu mukadimahnya.
Lanjut pada resensinya ya :D
Judul : M A N E K E N
Penulis : SJ.MUNKIAN
Genre : Romance Fantasy
Penerbit : Republika – Mahaka
Cetakan : September 2015
Tebal Buku : 181 Halaman
Sinopsis
Novel ini merupakan pengembangan
dari lagu dan video clip grup band
Letto yaitu Dalam Duka. Berkisah
tentang percintaan dua benda peraga busana atau kerap kita sebut Maneken. Claudia
dan Ferreli adalah dua sejoli yang dipasang pada sebuah etalase Medilon
Shakespeare milik seorang laki-laki bernama Vince yang sepenuhnya di atur dan
diberdayakan oleh seorang gadis ambisius dan perfectionist bernama Sophie.
Setiap bulannya toko busana ini
punya cara unik menggaet pelanggan, yaitu dengan mengusung tema yang berbeda.
Kita akan diajak mengarungi fantasi liar Sophie dalam menentukan tema toko busana
yang dipercayakan kepadanya. Termasuk ambisi pribadinya tentang pasangan yang
ideal.
Alhasil, jadilah sepasang maneken
itu primadona kota karenan keunikan tema dan kemesraan yang dipencarkan
keduanya. Dan nyatanya, sebuah benda akhirnya dapat jatuh cinta. Kita akan
diajak merasakan hangatnya cinta Ferreli dan naifnya Claudia.
Novel ini menyajikan sudut
pandang kebedaan yang selama saya membaca novel, jarang sekali dikupas. Kita
akan diajak berpikir dan bertindak seperti maneken. Betapa seharusnya kita malu
sebagai manusia namun tak juga punya rasa manusiawi. Kita diajak menelisik
sudut pandang yang berbeda. Memberikan gambaran sederhana akan arti dan “perasaan”
benda-benda disekitar kita. Sebuah imajenasi dari penulis yang mengagumkan
bukan ?
Konflik cinta yang dihadirkan
cukup menguras emosi. Betapa sakitnya jika kita harus berpisah yang orang yang
kita cintai. Kita akan diajak menyelami kesengsaraan batiniah yang dialami
sepasang sejoli tersebut. Perjuangan mereka dalam meraih cinta sejati
disematkan apik. Saya berandai-andai jika novel ini difilmkan. Rasanya
penasaran melihat setiap adegan dalam novel ini divisualisasikan.
Kejaiban-keajaban cinta yang di
hadirkan novel ini mengantarkan kita pada satu keniscayaan bahwa tak ada yang
mustahil di kolong langit ini. Bahwa doa-doa suci dan harapan-harapan tulus
akan berwujud dengan caranya masing-masing. Bahwa yang kita rencanakan tak
melulu berhasil, tapi bukan berarti Tuhan kurang saya kepada umatnya. Dia tahu
mana yang terbaik untuk kita.
Tokoh-tokoh yang dihadirkan
memberi gambaran tentang beberapa karakter manusia. Saya sangat tertarik dengan
karakter Sophie. Ia mengingatkan saya pada realitas orang-orang disekitar saya
yang kerap begitu ambisius tanpa memerdulikan kebahagiaan orang lain. Betapa
banyaknya orang yang menyingkirkan orang / benda untuk kebahagiaan dan egonya
masing-masing. Ada satu kalimat yang tetap terngiang dibenak saya setelah
membaca novel ini yaitu : Pada akhirnya aku mengetahui bahwa sebenarnya tak
manusia tercipta dari segumpal darah saja. Lebih dari itu, manusia juag
tercipta dari kumparan ego paling murni yang bisa-bisa tak tertahankan.
Hanya saja ada beberapa hal yang
mengganjal dari hati saya yang rapuh ini. Alurnya yang kadang dirasa terlalu
cepat. Mungkin karena saya terbiasa membaca novel yang tebal halamannya lebih
dari 300an, sehingga ketika dihadapkan pada novel yang hanya kurang dari 200an
halaman ini rasanya kurang puas. Saya melihat masih banyak poin-poin dalam
novel ini yang bisa dikembangkan. Dan dapat dijadikan bab tersendiri.
Oh ya, saya juga sedikit
terganggu dengan kualitas percetakannya dibagian foto penulisnya. Gelapp gitu, cyiin. Jadi ga keliatan wajah tampan
penulisnya haha :D
Akhirnya, novel ini sangat layak
dijadikan salah satu bacaan ringan namun bermakna dalam yang bisa kalian
nikmati ketika senja menyentuh ufuk barat, atau mengisi jeda diantara kendaraan
kalian, mungkin kereta atau mobil atau bus sepulang kerja. Tak perlu pusing,
karena novel ini disajikan tanpa membuat kening mengerenyit tak paham.
Alurnya yang gurih disajikan
dengan gaya bahasa yang khas. Kalian akan banyak menemukan sajak-sajak yang
puitis namun tidak berlebihan. Kalo kata Tasaro GK, penulis Novel Nibiru dan Kesatria Atlantis "Padahal bersajak sepenggal pun susah,
namun ternyata SJ Munkian dalam Maneken mampu meramu ratusan halaman puitik.
Setiap kata dalam Novel Maneken ini seakan dipilih dengan kesadaran penuh akan
rimanya, maknanya, filosofinya dan kritiknya. Sebuah novel yang riuh dalam kesenyapan.”
Penasaran kan ? makanya. Cepat
deh beli dan dibaca novel kece melalang buana ini. Gaya bahasanya yang mengurai
manja. Alurnya yang bak nyiur melambai di pulau kelapa dan ratusan kata puitik
nan romantis siap mengguncang dan mengembangkan fantasi anda tentang keajaiban cinta.
Temukan di Gramedia dan toko buku
terdekat di kota kalian, ya :D
Pengen lihat trailernya ? disini aja https://www.youtube.com/watch?v=e2gSuiwqwtE
Source Pic : https://www.goodreads.com/book/photo/26850616-maneken