![]() |
mupphin aqu ya say .. cloo aqqhu udah cakitin camu |
Sungguh saya sebenarnya sangat kasian dengan dengan kertas putih tak berdosa itu. Ia seperti saya siksa demi melampiaskan kegundahan dan segala keresahan saya. Tapi sekali lagi. Saya tidak perduli.
***
MENULIS. Sebagian besar dari kita pasti sudah tidak asing
lagi dari aktivitas ini. Di kantor, sekolah, desa, kota, pabrik bahkan mungkin
hutan belantara, pasti ada aktivitas menyusun kata ini. Ketika kau menulis
surat, itu berarti kau sedang menulis, mencatat pelajaran, itu pun menulis,
bahkan ketika kau ingin mengirim SMS pasti kau juga perlu menuliskannya
terlebih dahulu sebelum mengirimnya meski untuk yang satu ini kita lumrah
menyebutnya dengan istilah mengetik daripada menulis.
Tapi kali ini saya bukan bermaksud membahas urusan tulis
menulis dalam lingkup diatas. Tapi lebih dalam. Yang saya maksud menulis disini
adalah kegiatan mencipta karya dengan perantara huruf demi huruf baik itu
berupa cerpen, puisi, prosa, sampai ke non fiksi misalnya essai, skiripsi, tesis atau karya ilmiah
lainnya.
Beberapa hari belakangan ini saya mengalami kegalauan yang amat mengganggu pikiran saya. Sulit untuk bisa lepas dari memikirkan masalah saya. Akhirnya saya seperti orang stress. Uring-uringan dan mondar-mandir ga jelas. Menyalahkan musik malah menambah keruwetan otak saya.Tidur atau makan yang selanjutnya saya biasa lakukan. Tapi itu juga tidak membuat saya tenang sedikitpun.
Dan pada akhirnya saya menyerah. Saya pun hanya tidur-tiduran meski pikiran saya tetap
melayang kemana-mana. Kebetulan saat itu tak jauh dari saya ada sebuah buku
tulis dan sebuah pulpen. Entah kenapa seperti sudah di seting sedemikian rupa
akhirnya saya mencore-coret buku tulis itu. Menceritakan semua keluh kesah saya
dan apa yang saya sedang rasakan. Saya begitu lancar menulis. Sebab tak ada
yang menjadi patokan saya. Saya hanya menulis apa yang terlintas saat ujung
pulpen itu menyentuh permukaan kertas. Saya tak lagi memperhatikan ejaan, tanda
baca, diksi atau apalah sebagainya. Yang saya lakukan hanya menulis. Ya,
menulis. Bahkan tulisan saya terlihat sangat buruk, malah terkesan bencana. Bukan
lagi seperti cacaing kepanasan tau ceker ayam. Lebih dari itu, mungkin sepeti
tulisan monyet yang baru bisa memegang pena. Tapi saya ga peduli. Saya biarkan
semua mengalir. Sampai saya klimaks dan kelelahan. Melempar pulpen itu dan
tergeletak dengan nafas sedikit terengah-engah.
Sungguh saya sebenarnya sangat kasian dengan dengan kertas
putih tak berdosa itu. Ia seperti saya siksa demi melampiaskan kegundahan dan
segala keresahan saya. Tapi sekali lagi. Saya tidak perduli.
Setelah itu saya pun bangkit. Kebetulan adzan dhuhur sudah lama
berkumandang. Lekas saya beranjak ke kamar mandi lalu kemudian wudhu dan sholat.
Selepas sholat saya terasa lebih baikan. Lebih tenang dan rileks.
Itulah kawan sekelumit kejadian remeh namun berkesan bagi
saya. Di situ saya menyadari bahwa sangat besar peran dan fungsi menulis bagi
saya. Yang entah kenapa ketika masalah dan kegalauan datang justru saya lupa
melakukannya. Saya bukan penulis atau bahkan orang yang paham dengan dunia
tulis menulis. Saya hanya orang biasa bin remeh yang senang mengguratkan dan
menderetkan huruf-huruf menjadi kata yang setelah tersusun menjadi kalimat lalu
kemudian menyatu dengan kalimat lainnya untuk kemudian hadir sebagai paragraph.
Maka setelah didapatinya sekumpulan paragraph jadilah ia sebuah tulisan.
Yahh.. panjang-panjang sih, intinya saya suka menulis. Sebab bagi saya menulis dapat menenangkan saya. Bisa berbagi keluh kesah dan cerita yang sungkan diceritakan kepada orang lain. Belum lagi saya adalah tipikal makhluk yang rada susah kalo buat cerita. Hahaha mereka menyebutnya “Introvert” terserahlah mau dibilang apa. Memang begitu kenyataannya.
Dari kesukaan menulis itupun berkembang menjadi lebih
terarah dengan seiring kematangan usia saya. Saya pun mulai mencoba menulis
cerpen, puisi, esaii, artikel atau opini-opini sederhana yang jarang dibaca
selain saya. Meski sudah lama menulis tapi sampai saat ini tak ada satupun
cerpen saya yang pernah saya kirimkan ke majalah atau Koran. Klasik sih, saya
masih malu dan belum yakin dengan diri sendiri. Biarlah waktu yang akan
mengiringnya. Untuk saat ini saya hanya menulis untuk kesenangan pribadi bukan
tujuan komersil atau sekedar eksistensi belaka. Dan saya harap slalu begitu.
Oh iya, mengikuti perkembangan zaman dan pesatnya teknologi
informasi. Wadah untuk memamerkan atau membagi tulisan kita semakin banyak. Untuk
saat ini blog dan wordpress mungkin yang paling digandrungi. Tapi ada juga
media lain yang menurut saya saat uni lebih praktis meski memiliki beberapa
keterbatasan. Yaitu Catatan di Facebook. Coba kalian tengok. Saat ini banyak
sekali orang-orang yang menfaatkannya sebagai media menulis. Saat ini semua
orang bisa memposting catatannya hanya dengan mengetiknya disana tau copas dari
word. Semua orang kini lebih terdorong untuk menulis. Dari ratusan teman saya
di facebook ( sombong! ) sebagian besar mereka memiliki catatan dari yang
jumlahnya hanya beberapa, belasan, bahkan puluhan dan mungkin ada yang sampai
ratusan.
Mereka menulis bermacam jenis tulisan, dari sekedar lirik
lagu, puisi, curhat gaje bin manja ( biasanya diposting para ababil ) sampai cerpen
yang sangat menghibur bagi saya. Ada juga penulis yang sudah ternama
memanfaatkannya untuk menulis cerita bersambung. Huaah . untuk yang satu ini
saya sangat suka. Bisa baca buku dari penulis terkenal secara gratis.
Saya sendiri adalah salah satu pengguna yang sedikit aktif
dalam menulis catatan. Sejak bergabung dengan facebook sekitar pertengahan 2009
lalu, jumlah catatan saya adalah 90. Ya bias dikatakan sedikit memang. Karena saya
cukup moody. Kalo lagi semangat nulis ya saya akan produktif tapi jika udah ga
mood. Maka sulit sekali membuat satu tulisan pun. Dan sialnya kadang kondisi ga mood ini
berlangsung sampai berbulan-bulan! Makanya ga heran kalu saya sering
uring-uringan dan galau.
Kehadiran catatan di facebok saya rasa cukup membangkitkan
geliat para penulis muda untuk unjuk gigi. Bisa kita liat setiap minggunya
pasti ada saja lomba menulis yang diadakan penerbit-penerbit kecil yang tentu
saja dengan hadiah yang tidak wah. Tapi menurut saya hal ini sangat positif. Sebab
bukan masalah hadiahnya yang kita perlu perhatikan. Tapi lebih dari itu. Hal yang
sangat mahal yang bisa kita dapatkan. Yuph ! pengalaman dan pelajaran. Dua hal
yang bisa kita dapat dan lebih mengena jika kita mengalami atau melakukan sendiri.
Untuk itu saya dukung hal ini seratus persen ! cayyoo gan !
Oh iya, taukah kalian jika hobi atau kesukaan menulis dapat menular ? saya
sangat percaya itu. Coba perhatikan jika kalian adalah penulis atau orang yang
suka menulis. Maka biasanya teman atau orang terdekat kalian juga akan senang
menulis. Saya bisa berkata demikian karena itu terjadi pada diri saya. Bukan bermaksud
apa-apap. Tapi saya perhatikan lama-lama banyak teman dekat saya yang biasa
jadi korban untuk membaca tulisan saya, saat ini secara perlahan jadi ikut
menulis. Mungkin merek ga sadar. Tapi tulah kawan jika kau positif maka orang di
sekitar mu akan positif begitupun sebaliknya. Tergantung siapa yang lebih
dominan. Dan dapat mempengaruhi.
Segitu dulu ahh artikel gaje saya. Intinya mah. Seperti judul
artikel ini “Menulislah Maka Kau Akan Baikan” menulis dapat membantu kalian. Ingat
ketika menulis masalah kalian jangan sekali-sekali memperdulikan tata bahasa
dan apapaun sebagainya. Tulis dulu aja. Apapun!
Bebaskan dulu. Namun jika menulis disini memiliki arah seperti cerpen puisi atau
essai. Ya kalian sebaiknya mempelajari itu terlebih dahulu. Biar ga asal !
Okkee !
Selamat mencoba !
Sumber Foto : Google Gambar ( http://chyahaha.files.wordpress.com )
kertas putih sebenarnya senang diperkosa. lebih baik diperkosa secara brutal ketimbang didiamkan. perkosalah dia dengan tulisan. bahkan kalau gagal, robek dan buanglah itu ke tempat sampah. tapi akan selalu ada kertas-kertas yang kita simpan. yang berisi tulisan.
BalasHapusyaah gue banget ini mah.. tapi kadang apa-apa yang kita tulis dan membuat baikan sering disalah artikan oleh orang lain.. gue jd bingung deh.. :(
BalasHapustapi bakal tetep nulis karena seperti yang lo bilang
"menulislah maka kamu akan merasa baikan" :)nice post sob.. :)
Rada familiar sama "Judulnya".
BalasHapusMemang, teman yang baik membawa pengaruh yang baik pula. Beruntunglah kau dipertemukan dengan mereka.
samandayu :iya om, mari perkosa ia beramai ramai ! haha
BalasHapusSaiaenno : iyah,, setujuh !
Yudistira Akbar : judulnya terinspirasidari artikel om saman " menangislah, maka kau akan baikan" hehehe ..